"A thousand may fall at your side,
And ten thousand at your right hand;
But it shall not come near you. " (Psalm 91:7)

Monday, December 10, 2018

Seperti Pada Zaman Nuh dan Zaman Lot



Pada suatu hari, Saat Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Yerusalem, orang-orang bertanya kepada-Nya, “Kapan dan apa tandanya Allah datang untuk memerintah di dunia ini?” Lalu Tuhan Yesus menjawab bahwa kedatangan-Nya tidak akan disertai tanda-tanda lahiriah. Namun Tuhan Yesus kemudian memberitahu mereka bahwa pada hari-hari terakhir keadaan manusia akan sama seperti keadaan pada zaman Nuh dan zaman Lot. 

“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.” (Luk 17:26-29) 

Tuhan Yesus mengingatkan bahwa tidak ada tanda-tanda lahiriah yang dapat menunjukkan kapan waktu kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Tapi kemudian Tuhan Yesus mengatakan bahwa ada tanda yang akan menunjukkan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, yaitu keadaan manusia akan sama seperti pada zaman Nuh dan pada zaman Lot. Tapi apa yang Tuhan Yesus katakan sama sekali tidak spesifik, sebab Ia mengatakan bahwa pada waktu itu manusia akan makan, minum, kawin dan dikawinkan, membeli, menjual, menanam, dan membangun. Jadi apa maksud Tuhan dengan mengatakan bahwa menjelang kedatangan-Nya manusia akan seperti zaman Nuh dan zaman Lot. Apa yang sebenarnya terjadi pada zaman Nuh dan pada zaman Lot? 


MANUSIA ZAMAN NUH, MENGABAIKAN PERINGATAN ALLAH 

Jika kita membaca Kejadian 6, Nuh dipanggil dan diperintahkan Allah untuk membuat sebuah bahtera karena Allah melihat keadaan dunia yang semakin jahat saja (ay. 11-14). Allah hendak menghakimi dunia ini, namun hendak menyelamatkan Nuh, sebab ia didapati hidup tidak bercela dan bergaul karib dengan Allah (ay. 8). 

Sementara itu, seluruh penduduk bumi telah rusak. Mereka akan segera dibinasakan melalui air bah, namun Nuh bersama keluarganya, akan Allah selamatkan melalui bahtera yang akan Nuh bangun. Sungguh dahsyat penghakiman Allah atas dunia ini pada waktu itu. Sebab Allah membuka semua tingkap air yang ada di dunia ini yang mengakibatkan air menutupi seluruh permukaan bumi dan membinasakan semua manusia. 

Sebenarnya apa yang dilakukan manusia pada waktu zaman Nuh, sehingga Allah menghakimi mereka dengan keras? Perjanjian Lama hanya menulis 3 hal, yaitu: Hatinya penuh dengan kejahatan (ay. 5), melakukan kekerasan (ay. 11), dan menjalankan hidup yang rusak (ay. 12). 

Pada waktu Tuhan Yesus di dunia, Ia memberi tahu murid-murid-Nya bahwa keadaan manusia di akhir zaman itu akan seperti pada zaman Nuh. Sejarah akan terulang. Di akhir zaman, akibat dosa-dosa manusia yang meningkat, Allah akan menghakimi seluruh dunia ini lagi. Itu artinya saat manusia di dunia ini melakukan apa yang manusia pada zaman Nuh lakukan maka itu adalah sebuah peringatan bagi kita bahwa hari penghakiman tersebut sudah dekat. Kedatangan Tuhan Yesus sudah di ambang pintu

Apakah kita sudah berada di akhir zaman? Apakah hari pernghakiman Allah atas dunia ini sudah dekat? Sepertinya sudah. Sebab jika kita memperhatikan apa yang diperbuat manusia saat ini keadaannya sudah menyerupai apa yang dilakukan manusia pada zaman Nuh. Hati manusia penuh dengan kejahatan semata, kekerasan terjadi dimana-mana, dan perbuatan manusia semakin hari semakin rusak saja. Jika kita melihat berita, tidak pernah sehari pun luput pemberitaan tentang kejahatan manusia. Pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual, aksi terorisme, dan sebagainya. 

Tapi itu belum hal yang spesifik, sebab sebenarnya masih ada dua pelanggaran lagi yang dilakukan manusia pada zaman Nuh yang tidak dicatat di Perjanjian Lama, dan baru disingkapkan oleh Tuhan Yesus, yaitu: 

I. MEREKA MENGABAIKAN PERINGATAN NUH. 

II Ptr 2:5 menyebut Nuh sebagai “pemberita kebenaran”. Karena memang itulah yang dilakukan Nuh setelah ia diperintahkan Allah untuk membuat bahtera. Disela-sela waktunya membuat bahtera, Nuh selalu menyempatkan diri untuk pergi ke teman-temannya, saudara-saudaranya, ke kampung-kampung dan ke kota-kota untuk memperingatkan mereka akan penghakiman Allah yang akan menimpa seluruh dunia ini. Nuh mengingatkan, akibat kejahatan manusia, tidak lama lagi Allah akan menurunkan air bah atau banjir besar yang akan menenggelamkan seluruh permukaan bumi, bahkan banjir ini akan menenggelamkan gunung yang tertinggi sekalipun. 

Namun Nuh kemudian melanjutkan peringatannya bahwa barangsiapa bertobat, datang kepada Allah, dan masuk ke dalam bahtera yang sedang dikerjakannya maka ia akan diselamatkan. Nuh melakukan ini dengan sabar, 120 tahun Nuh memperingatkan orang-orang akan penghakiman yang terjadi? Namun apa respon orang-orang mendengar peringatan Nuh? MEREKA MENGABAIKANNYA! Sampai akhirnya bahtera selesai, dan kemudian pintu bahtera ditutup Allah, dan hanya 8 orang saja yang masuk ke dalam bahtera dan diselamatkan. Mereka adalah Nuh, istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya. 

Dari sekian banyak penduduk bumi dan dari sekian lama peringatan Nuh disampaikan, mengapa hanya 8 orang saja yang diselamatkan? Itu dikarenakan orang-orang mengabaikan dan menolak Firman Allah. “Dengarlah, hai bumi! Sungguh, ke atas bangsa ini Aku akan mendatangkan malapetaka, akibat dari rancangan-rancangan mereka, sebab mereka tidak memperhatikan perkataan-perkataan-Ku dan menolak pengajaran-Ku.” (Yer 6:19) 


Kita hidup di akhir zaman, dimana kehidupan dunia sekarang itu sama dengan kehidupan pada zaman Nuh. Salah satu kesamaannya adalah dalam hal mengabaikan Firman Allah. Kita hidup di zaman modern maju, dengan tingkat kehidupan dan pendidikan yang tinggi, kemajuan dunia teknologi dan kedokteran, dan kesenangan hidup yang mudah didapat, membuat manusia tidak memerlukan Tuhan lagi, begitu juga Firman-Nya. Gereja ditinggalkan, namun tempat-tempat hiburan penuh sesak. Dosa diagungkan, namun para pemberita Injil dan hamba-hamba Tuhan dicemooh. Bahkan nama Tuhan Yesus diolok-olok, sedangkan artis dipuja-puja. Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan bahwa di hari-hari terakhir keadaan manusia akan sama dengan manusia di zaman Nuh. Mereka sudah tidak perlu lagi mendengar Firman Tuhan. Padahal di dalam Firman Tuhan itulah ada peringatan akan penghakiman atas dunia ini. Dunia modern memang dunia yang mengabaikan hal-hal rohani. 



Dengan perkembangan teknologi, manusia sangat mudah mendapatkan pemuas keinginan daging. Manusia bisa mendapat hiburan 24 jam sehari di layar TV, smartphone, dan komputer. Dan ini sangat menyenangkan sehingga akhirnya manusia melupakan hal-hal rohani dan tidak tertarik lagi pada Firman Tuhan. Tidak ada lagi waktu untuk bersekutu dengan Allah, berdoa, merenungkan Firman Tuhan, dan ibadah. Dengan hiburan yang luar biasa dunia tawarkan seperti film, musik, live streaming, infotainment, berita online, sosial media, dan sebagainya yang bisa didapat 24 jam sehari, membuat ibadah dan hal-hal rohani lainnya menjadi tidak menarik. Keadaan dunia memang sudah seperti zaman Nuh, mereka mengabaikan hal-hal rohani karena telah dibutakan oleh ilah-ilah zaman. Tapi yang lebih parah adalah, ilah-ilah zaman juga sudah menyerap ke dalam Gereja dan telah membutakan banyak orang percaya. Kebobrokan moral dan mengabaikan Firman Tuhan terjadi juga di dalam Gereja. 

Anak-anak Tuhan memang masih pergi beribadah ke gereja, namun menuntut gereja menyesuaikan diri dengan zaman, seperti ibadah yang glamor dan lebih bersifat entertaint; mengundang artis dan mendatangkan pembicara-pembicara motivator yang berkhotbah tentang kesusksesan, hidup dalam berkat berkelimpahan, dan pengembangan diri, sebab mereka tidak suka dengan Firman yang keras atau teguran. Jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka mereka akan mengambil smartphone dan mulai berselancar di dunia maya dan mengabaikan ibadah yang sedang mereka ikuti. Dan terakhir, orang-oran ini juga menuntut ibadah yang singkat (dimana ibadah hanya 30 menit atau kurang) agar mereka bisa lebih lama beraktivitas atau pelesiran di hari Minggu. Inilah ciri akhir zaman dan gereja akhir zaman. 

Hari-hari ini memang banyak orang percaya datang ke gereja tapi bukan untuk mencari kebenaran melainkan sedang mencari pembenaran atas kehidupan dosa mereka. Mereka hanya mau mendengarkan Firman Tuhan tentang berkat, tapi menolak Firman Tuhan tentang penghakiman. Mereka mau mukjizat, tapi menolak kekudusan. Mereka percaya Yesus, tapi tidak percaya pada api neraka. Mereka mau menerima kasih karunia Allah namun menentang penyangkalan diri dan pikul salib. Mereka percaya Alkitab, tapi menolak teguran-teguran yang ada didalamnya (II Tim 4:3- 4). Dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 

Sebentar lagi Tuhan Yesus datang! Ada dua hal yang akan terjadi saat Tuhan Yesus datang, pertama Ia akan menyelamatkan mereka yang mendengar-kan dan melakukan Firman Tuhan, namun yang kedua Ia akan menghakimi mereka yang mengabaikan Firman Tuhan. Selagi masih ada kesempatan, patuhilah seluruh Firman Tuhan. Jangan hanya mau firman yang enak-enak, namun menolak Firman-Nya yang bersifat keras atau teguran. 

II. MEREKA MAKAN DAN MINUM 

Pada zaman Yesus hidup, Romawi menguasai Israel. Bangsawan-bangsawan Romawi memiliki gaya hidup metropolis, materialistis, dan menganut hedonisme. Mereka menghabiskan waktu untuk makan, minum minum, dan pesta-pora. Pesta makan ini biasanya dimulai sore hari dan berakhir pada tengah malam. Daging babi dimasak dengan berbagai menu, bermacam-macam anggur, hingga makanan-makanan yang aneh ada di pesta tersebut. 



Mereka bersukacita dan makan minum dengan rakusnya tanpa ada niatan untuk berhenti. Bahkan setelah kenyang, mereka akan tetap ingin makan, sehingga mereka melakukan bulimia nervosa, yaitu muntahkan makanan yang sebelumnya dimakan agar bisa makan makanan yang lainnya. Mereka kemudian berkata “Vemunt ut edant, edant ut vomant” (muntah untuk makan dan makan untuk muntah). 
Tidak ada yang salah dengan makan dan minum. Manusia memang membutuh-kan makan dan minum untuk hidup. Yang jadi masalah adalah, seperti yang Tuhan Yesus saksikan pada kehidupan orang-orang Romawi, motivasi makan mereka sudah bukan untuk hidup, melainkan untuk berdosa. Makan yang mengakibatkan dosa adalah, saat seseorang makan apa saja guna memuaskan keinginan dagingnya. Persis seperti yang dilakukan orang-orang pada zaman Romawi dan zaman Nuh, dan akhirnya mereka semua dihukum. Tapi itu belum selesai, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa kelak menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali keadaannya akan sama, sekalipun tidak sama persis, hanya saja diakhir zaman manusia akan kembali berdosa dalam hal makan dan minum. 

MENGABAIKAN HAL-HAL ROHANI 

Tidak dapat dipungkiri, kita hidup di zaman hedonisme, yaitu pola pikir yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Termasuk dalam hal makan dan minum. Sehingga kegiatan makan dan minum yang seharusnya merupakan hal biasa dan mulia menjadi hal yang berdosa. Makan dan minum yang seharusnya menjadi penunjang kehidupan, telah menjadi fokus utama kehidupan. 
Berikut ini adalah dua hal yang bisa membuat makan dan minum menjadi dosa dan mengalihkan fokus rohani kita: 

1. Makan dan minum bukan karena rasa lapar dan haus, melainkan karena ingin memuaskan keinginan daging. 
Manusia seharusnya bersyukur untuk makanan yang ada. Pada waktu bangsa Israel di padang gurun, setiap hari Allah mencukupkan kebutuhan makan mereka dengan manna. Makanan ini sebetulnya CUKUP, tapi sebagian bangsa Israel INGIN daging seperti di Mesir. Akhirnya mereka bersungut-sungut dan menangis menginginkan daging (I Kor 10:10-11). Allah sebenarnya mencukupi segala keperluan umat-Nya, termasuk dalam hal makanan dan minuman (Mat 6:31), dan sudah seharusnya kita bersyukur untuk pemeliharaan Allah tersebut. Tapi di zaman sekarang ini hal tersebut menjadi hal yang sulit. Sebab kita hidup di akhir zaman dimana dunia (Mesir) menawarkan gaya hidup hedonisme. Makanan yang ditawarkan memang sangat menarik, bahkan sekalipun tidak bergizi dan bahkan terkadang berbahaya bagi kesehatan, dunia membalut makanan tersebut dalam keindahan, warna yang menarik, dan promosi besar-besaran. 

Umat percaya yang hidup di zaman ini memang hidup di masa yang sulit. Sulit bukan karena menghadapi aniaya seperti zaman Gereja mula-mula, melainkan karena hidup di zaman dimana kesenangan-kesenangan dunia ditawarkan secara masif. Iklan, film, hingga sosial media tanpa henti menawarkan berbagai pemuas keinginan daging yang memikat keinginan mata. Jika kita tidak menyadari akan hal ini maka kita akan masuk dalam kehidupan yang Tuhan Yesus peringatkan bahwa itu adalah tanda dari akhir zaman. Wisata kuliner, promo-promo makanan, makanan kekinian, restoran all you can eat, dan sebagainya. Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak seharusnya terpengaruh oleh daya tarik dunia yang akan mengubah fokus utama kita pada Tuhan sehingga merusak hubungan kita dengan Allah. Demikian juga dengan perkembangan internet, smartphone dan aplikasi-aplikasinya telah mengubah cara pandang orang terhadap makan dan minum. 

Dengan sebuah smartphone kita bisa mendapatkan informasi dan penawaran apa saja yang sangat memikat hati yang memuaskan keinginan mata. Iklan-iklan yang masuk dalam bentuk pop-up, ungahan foto-foto di sosial media mengenai tempat-tempat indah, tempat-tempat wisata yang menarik, foto barang-barang mewah, kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, dan foto-foto makanan dan minuman yang menggugah selera, sehingga orang makan bukan lagi karena rasa lapar, melainkan karena keinginan. Dan yang terakhir ini sudah memiliki kehidupannya sendiri. 



Orang-orang, termasuk orang percaya, berlomba-lomba menjadi food blogger, mengunggah foto-foto makanan, memanjakan keinginan mata dengan menghabiskan waktu untuk eksplorasi/melihat-lihat food feed di sosial media dan toko online, dan sebagainya. Tanpa disadari kita sudah menjadi foodie (sebutan untuk penggila makanan dan suka membagi foto makanan di sosial media) dan sudah terjebak dalam kehidupan hedonisme dalam hal makan dan minum. 


Orang tidak lagi memikirkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli makanan, membeli paket data, menghabiskan waktu di depan layar smartphone mencari makanan kekinian, mengunjungi tempattempat makan baru, wisata kuliner bahkan hingga ke kota-kota lain, dan mengabiskan waktu untuk percakapan (chat) tentang rekomen-dasi makanan dan minuman. 

Mungkin kita bertanya, “masa sih hanya karena makan dan minum kita menjadi berdosa di hadapan Allah?” Fokus utama kehidupan orang percaya seharusnya mempersiapkan diri menjelang hari kedatangan-Nya yang semakin mendekat, bukan berfokus untuk memuaskan keinginan daging. Kehidupan zaman Nuh memang tidak bisa dihindari, itu pasti terjadi, tapi biarlah itu hanya terjadi pada kehidupan orang-orang yang akan binasa. Seperti yang rasul Paulus pernah katakan bagi golongan orang-orang seperti itu, “...Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” (I Kor 15:32) 

Tapi bagi kita yang telah menerima kehidupan dari Kristus, hidup bukan untuk memuaskan kedagingan, tapi untuk memuliakan Kristus. Pepatah mengatakan, “Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan”. Makanan adalah untuk menunjang kehidupan, sedangkan kehidupan kita seharusnya difokuskan untuk memuliakan Tuhan Yesus. Firman Tuhan berkata, “Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.” (Luk 12:23) 

Waspadalah! Salah satu tanda akhir zaman yang Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid-Nya adalah saat orang mulai berfokus pada makan dan minum untuk memuaskan keinginan daging dan keinginan mata. 

2. Hanya memikirkan makan dan minum jasmani, tidak pernah lapar dan haus akan makanan dan minuman rohani. 
Kehidupan manusia sangat tergantung oleh makanan dan minuman. Tanpa kedua hal tersebut manusia bisa mati. Seperti pada zaman Nuh, Mereka menjalani kehidupan yang normal seperti makan, minum, dan kawin-mengawinkan. Di zaman manapun manusia pasti makan dan minum. Namun yang menjadi masalah adalah saat manusia makan dan minum tanpa memiliki kesadaran akan hal-hal rohani, termasuk kesadaran akan makan makanan rohani dan minum minuman rohani. 



Tubuh manusia terdiri dari tiga bagian, tubuh roh, jiwa dan tubuh jasmani. Dan ketiga-tiganya harus terpelihara hingga kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (I Tes 5:23) 

Manusia memang harus makan dan minum dalam rangka memelihara tubuh jasmaninya. Kemudian manusia juga belajar agar jiwanya bertumbuh. Tapi jangan berhenti sampai disitu, sebab tubuh rohani kita juga harus bertumbuh dan terpelihara. Bagaimana tubuh rohani manusia bertumbuh dan terpelihara. Apa makanan roh manusia? Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4) 



Tubuh rohani manusia bertumbuh dengan makan makanan rohani yaitu Firman Allah. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa manusia hidup tidak bergantung pada makanan jasmani saja, melainkan juga pada hubungan dengan Allah dan Firman Allah. Milikilah waktu-waktu membaca Firman Tuhan, ibadah, mendengar khotbah, mengikuti kelas-kelas pemahaman Alkitab seperti KOM, membaca buku-buku rohani. dan mulai melatih menyalibkan daging kita dalam hal makan dan minuman dengan berdoa puasa. Orang percaya sudah seharusnya memiliki waktu-waktu khusus berdoa dan berpuasa. 

ZAMAN LOT, DOSA PERCABULAN DAN MENGEJAR KEPUASAN-KEPUASAN YANG TIDAK WAJAR 

Jika sepintas saja, dunia yang kita diami terlihat indah dan beradab. Namun tahukah Saudara apa yang terjadi di dunia ini setiap hari? Perhatikan data dari Wikipedia berikut ini: 
Ditahun 2016, 95.000 wanita di Amerika diperkosa, Itu artinya 30 wanita di setiap 100.000 penduduk Amerika; Sekitar 650.000 bayi diaborsi, bahkan di 4 negara bagiannya tahun itu aborsi sudah dilegalkan secara hukum, lebih dari 1,5 juta wanita tuna susila aktif. Tapi itu belum semuanya, sebab Amerika ternyata memimpin dunia dalam dosa Sodom dan Gomora yaitu LGBT (Lesbian, gay, biseksual, dan transgender). 
Sebagai negara dengan pengaruh media, perfilman, musik, dan teknologi terbesar bagi dunia, Amerika telah mengkampanyekan LGBT bagi dunia. Amerika adalah negara ke-5 dengan jumlah LGBT terbanyak, 1 dari 12 warga Amerika adalah LGBT; California adalah negara bagian paling gay di dunia, yaitu dengan 92.138 pasangan gay; Di Amerika ada sekitar 1,2 juta warganya yang mengidap HIV/AIDS, dan 83% dari mereka adalah orangorang dari golongan LGBT, sedang 8%-nya adalah anak-anak remaja usia 13-24 tahun; sekitar 600.000 orang mati akibat HIV/AIDS. 


MCC atau Metropolitan Community Church adalah gereja Protestan yang berbasis di Los Anggles yang telah memiliki 222 cabang di 37 negara dan didirikan bagi kaum LGBT. Billy Graham pernah mengatakan tentang negaranya, Amerika: “Seandainya Tuhan tidak menghukum Los Angeles, kiranya Tuhan perlu meminta maaf kepada penduduk Sodom dan Gomora yang dihukum karena kenajisannya.” Di lain kesempatan ia juga berkata, “Seperti Sodom dan Gomora tidak bisa luput dari penghukuman, dan seperti Pompeii dan Roma tidak bisa mengelak penghukuman, maka begitu pula dengan Amerika.” 



Tapi apakah hanya Amerika yang sedang megalami kemerosotan moral dan seperti Sodom dan Gomora? Tidak! kebobrokan moral terjadi di seluruh dunia! Korea Selatan memiliki 150 wanita tuna susila per 10.000 penduduknya, itu artinya lima kali lebih banyak dari Amerika Serikat; Kongo memiliki 368 wanita tuna susila per 10.000 penduduknya, atau 2 kali lebih banyak dari Korea Selatan; Thailand adalah salah satu negara paling toleran terhadap homoseksualitas. LGBT, sodomi dan pelacuran di Thailand adalah legal secara hukum, bahkan otoritas pariwisata Thailand mempromosikan begaranya sebagai tempat yang ramah gay. Tel Aviv (Israel) dinobatkan adalah kota paling ramah terhadap kaum LGBT. Pernikahan sesama jenis adalah legal di Belgia, Spanyol, Kanada, Afrika Selatan, Norwegia, Belanda, Swedia, Portugal, Islandia, dan Argentina; Belanda adalah negara dengan populasi LGBT terbanyak di dunia, yaitu 1 dari 7 penduduk Belanda adalah LGBT. 

Kehancuran moral tidak didominasi lagi oleh negara-negara barat, melainkan sudah menjalar ke seluruh dunia dengan bantuan teknologi, dimana salah satunya adalah Internet. Internet memang mem-bantu kehidupan manusia, melalui internet informasi dapat dengan cepat diterima oleh siapapun, dimanapun, dan kapan pun. Namun perkembangan internet pun memiliki sisi buruk, yaitu dosa dapat tersebar luas tanpa bisa dibendung dan diterima oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Setiap orang yang terhubung dengan internet, dengan mudahnya mendapatkan gambar dan video yang memvisualkan dosa, seperti: Erotisme, sensualisme, kejahatan, kekejian dan yang terahir, LGBT. Yang terjadi di dunia ini memang menyedihkan, tapi itulah akhir zaman. 

Kita sedang berada di akhir dari akhir zaman, dimana manusia akan kembali hidup seperti zaman Sodom dan Gomora. “Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” (Yud 1:7) Sejarah berulang. Kebobrokan moral akan mengawali penghakiman. “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Mat 16:27) 

Tuhan Yesus akan segera datang. Ia akan menghakimi dunia yang telah berdosa. Tapi Tuhan tidak menghakimi dunia ini tanpa peringatan! Jika Saudara membaca tulisan ini, ini adalah salah satu peringatan yang Ia berikan bagi kita semua. Melalui hamba-hamba-Nya, Firman-Nya, dan melalui Roh Kudus, berulang kali Tuhan telah memperingati manusia agar terhindar dari penghukuman yang akan segera terjadi atas dunia ini. 

Tuhan dengan tegas memperingatkan bahwa percabulan adalah dosa. LGBT tidak dibenarkan dalam Alkitab. Para anggota LGBT telah mencari-cari pembenaran di Alkitab untuk perbuatan mereka. Dan mereka mengambil kesimpulan bahwa Tuhan Yesus itu kasih, Ia mengasihi semua orang termasuk mereka yang memiliki penyimpangan orientasi seksual seperti gay dan lesbi. Itu tidak benar! Tuhan Yesus memang mengasihi semua orang, tapi Ia membenci dosa, LGBT adalah dosa! Firman Tuhan berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (I Kor 6:9-10) Tidak ada tempat di Kerajaan Allah bagi orang-orang cabul, penzinah, banci (transgender), dan para pemburit (gay). 

Untuk mendapatkan kasih Allah, manusia harus bertobat dan meninggalkan dosa-dosa mereka. Sebab Allah itu kudus, barangsiapa ingin hidup bersama-sama dengan Allah, ia harus kudus dan selalu hidup dalam kekudusan. Dan Tuhan Yesus sudah menyediakan pengampunan dosa bagi barangsiapa yang mau datang kepada-Nya, mengakui segala kesalahannya, meminta ampun, dan meninggalkan dosadosanya. Selagi masih ada kesempatan, bertobatlah, sebab hari kedatangan-Nya sudah dekat. Maranatha! PINTU AKAN SEGERA TERTUTUP! 

Pada waktu orang-orang pada zaman Nuh tidak juga mau bertobat, mereka tidak menyadari bahwa bahtera terus menerus dikerjakan dan akhirnya selesai dibangun. Sampai akhirnya pintu bahtera tertutup, mungkin mereka masih tidak menyadari. Tapi pada saat hujan turun terus menerus dan banjir mulai naik, maka mereka mulai sadar bahwa penghakiman Allah atas mereka benar-benar terjadi. Tapi itu sudah terlambat, pintu bahtera sudah tertutup, tidak ada kesempatan lagi, kesempatan yang disediakan Allah sudah habis. Mereka yang berada di luar bahtera akan segera meng-alami penghakiman Allah. Firman Tuhan dengan jelas memberi tahu kita bahwa Ia akan datang ketika moral umat manusia telah tenggelam ke titik paling rendah. Pada saat itu, manusia akan melakukan hal-hal yang seharusnya kudus, seperti makan, minum dan seks, menjadi hal yang berdosa. Sebab makan, minum, dan seks telah menjadi fokus utama kehidupan dan dilakukan untuk memuaskan keinginan daging dan keinginan-keinginan yang tidak wajar. 

Sampai suatu saat, yaitu saat yang tidak diduga-duga oleh mereka yang melakukan kejahatan, Tuhan Yesus datang di awan-awan bersama orang-orang kudus-Nya untuk menghakimi dunia ini. Seperti Allah menghakimi dunia melalui banjir pada zaman Nuh dan hujan api dan belerang pada waktu zaman Lot, demikian kelak Allah akan menghakimi dunia ini juga dengan sangat dahsyat. Peringatan ini Tuhan Yesus katakan bukan untuk menakut-nakuti manusia, melainkan agar “... semua orang berbalik dan bertobat.” (II Pet 3:9b) dan “... semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim 2:4b). 
Selagi masih ada kesempatan mari kita keluar dari cara hidup orang-orang dunia yang binasa dan mulailah hidup sesuai dengan Firman Allah dan rencana-Nya. BERJAGA-JAGALAH

Tidak dapat dipungkiri orang Kristen sangat penasaran tentang kapan waktu kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali kelak. Sedikit sekali minat orang Kristen terhadap persekutuan doa, pemahaman Alkitab, atau mendengarkan khotbah tentang kekudusan. Tapi bertolak belakang dengan hal itu, orang Kristen sangat antusias terhadap seminar-seminar akhir zaman. Satu hal yang mereka ingin tahu dari seminar akhir zaman adalah, kapan Tuhan datang? 

Berulang kali Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk tidak berspekulasi tentang kapan waktu kedatangan-Nya yang kedua kali. Terakhir, sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Ia berpesan kepada murid murid-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:7-8) 

Keluarlah dari cara hidup orang-orang berdosa, berhentilah berfokus pada memuaskan keinginan daging, berhentilah berspekulasi tentang kapan kedatangan-Nya. Tapi berilah tempat tinggal bagi Roh Kudus agar Ia dapat mengajar dan menuntun kita pada kebenaran, sehingga pada akhirnya kita bisa menyelesaikan panggilan kita yang sesungguhnya membawa kabar Injil sampai ke ujung bumi. 

Jika kita dipenuhi oleh Roh Kudus, Ia akan menginsafkan kita akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yoh 16:8). 
Itulah mengapa kita harus dipenuhi oleh Roh Kudus, terutama di akhir zaman ini, sebab Roh Kudus akan membantu kita mengerti dan membangkitkan kesadaran akan dosa yang semakin gencar Iblis tawarkan. Sehingga mata rohani kita akan terbuka atas penyesatan, tawaran akan hal-hal kedagingan, tipu muslihat Iblis, dan hal-hal kita anggap sepele namun ternyata bisa membuat kita tidak berkenan dihadapan Allah seperti makan dan minum yang telah kita bahas. 

Berjaga-jagalah senantiasa. Kita tidak akan pernah tahu kapan hari kedatangan-Nya tiba. Mari kita minta Roh Kudus masuk dalam hati kita dan untuk menuntun kehidupan kita di akhir zaman yang jahat ini. Dan yang tidak kalah penting adalah, Roh Kudus akan memberi kita keberanian untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dan peringatan akan penghakiman kepada orang lain seperti Nuh lakukan sebelum penghakiman itu turun atas dunia. Tuhan Yesus memberkati. Amin (VS)

Buletin Doa edisi 237 Desember 2018
Credit : Mr. Victor S

No comments:

Post a Comment