Tanda-tanda yang sedang terjadi hari-hari ini adalah peneguhan atas apa yang Roh Kudus sedang katakan kepada jemaat-Nya, dan fenomena ini menjadi semakin nyata. Roh Kudus terus menerus menyatakan bahwa Tuhan Yesus segera datang!
Kedatangan-Nya sudah sangat dekat, generasi yang hidup hari ini adalah generasi yang memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapat kehormatan mengalami penggenapan nubuatan kedatangan Yesus yang kedua kali. Tanpa mengalami kematian tubuh. Tiba-tiba tubuh kita diubahkan ke dalam kemuliaan. Siapkah kita? Artinya bukan kita yang merasa siap atau menganggap diri sudah siap, tapi pertanyaan yang sesungguhnya, apakah Tuhan menilai kita sudah memenuhi syarat atau belum?
Mari kita memperhatikan dengan sungguh2, sebenarnya melalui apa yang sedang terjadi, apa yang sedang Tuhan komunikasikan kepada kita. Goncangan yang sedang terjadi, baik peristiwa alam maupun keadaan manusia, terjadi dengan begitu intens dan meluas. Kekelaman sedang menutupi bangsa-bangsa, namun terang Tuhan bersinar atas umat-Nya. Justru inilah saatnya, Tuhan sedang menyinari kita dengan terang kemuliaan-Nya. Karena itu, bukan hanya berjaga-jaga dengan memperhatikan tanda zaman, melainkan terlebih lagi kita harus berfokus kepada Tuhan. Inilah saatnya pikiran kita ditata ulang dan diselaraskan dengan pikiran Kristus. Kita melihat apa yang sedang terjadi menurut cara pandang Tuhan, sehingga kita dapat menangkap isi hati dan maunya Tuhan.
Dalam zaman yang seperti ini, kita harus mengerti apa yang Dia inginkan, mengerti apa yang harus kita persiapkan. Mengerti hal ini dengan benar dan melakukannya dengan setia.
"Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Matius 24:46)
Ayat ini adalah perumpamaan tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Jadi Tuhan menginginkan kita menjadi seorang "hamba yang mengerti dengan benar apa yang ditugaskan oleh Tuannya", dan ketika Tuan itu datang kelak (Yesus datang kedua kali), kita sedang melakukan kehendak-Nya dengan benar dan setia. Pastikan bahwa saat ini kita sedang melakukan kehendak Tuhan dengan benar.
"Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makan pada waktunya?" (Matius 24:45)
Dua kata penting yang harus kita garis bawahi : Setia dan Bijaksana
Tuhan mencari hamba yang setia dan bijaksana. Untuk setia, tidak perlu banyak penjelasan. Hal itu hanya soal niat melakukannya. Tetap setia dengan apa yang menjadi kewajibannya. Hati yang mau mengabdikan diri kepada Tuhan dengan rasa syukur atas kebaikan-Nya, membuahkan kesetiaan. Jadi lakukan saja, dan tetap melakukannya sampai Tuhan datang. Tetapi untuk menjadi bijaksana, kita perlu mengerti dengan benar, ada unsur-unsur yang perlu dimiliki dan melewati tahapannya, barulah bijaksana yang dimaksudkan itu muncul.
"Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seorang arif, dan pergunakanlah waktu-waktu yang ada, karena hari-hari ini jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17)
Musa berdoa dalam Mazmur: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12)
Ternyata untuk menjadi bijaksana, harus memiliki hati yang bijaksana, dan tidak sembarangan dengan waktu. Lawan kata dari bijaksana adalah bodoh, tidak mengerti kehendak Allah, menghamburkan waktu untuk hal yang tidak bernilai. Waktu yang ada, tidak digunakan untuk melakukan kehendak Allah, melainkan mengikuti apa yang diinginkannya sendiri, untuk kesenangan diri sendiri. Mungkin orang lain melihatnya itu baik, tidak ada masalah, namun yang sesungguhnya itu dilakukan dalam kebutaan, dalam ketidakmengertian akan kehendak Allah, bahkan seringkali sedang menabrak kepentingan Tuhan.
Hati yang bijaksana adalah hati yang membuat pilihan yang benar pada waktu yang tepat. Ini soal pilihan dan keputusan yang benar dalam menggunakan peluang. Semua ini berpangkal pada hati yang mengerti kehendak Allah. Maria adalah contoh yang sederhana, mewakili semua kita yang sederhana. Sebagai seorang yang sederhana, telah menjadi orang yang bijaksana di mata Tuhan Yesus. Maria adalah orang yang melakukan yang terbaik saat mengurapi kaki Tuhan Yesus sebelum penyaliban-Nya. Ini adalah contoh orang yang bijaksana di hadapan Tuhan. Dia menerima perkenanan dan pujian dari Tuhan Yesus. Hatinya menanggapi apa yang menjadi kepentingan Tuhan Yesus.
Jadi kalau disederhanakan orang yang bijaksana itu :
- Memiliki hati yang bijaksana
- Mengerti memanfaatkan waktu
- Tidak melakukan hal yang bodoh
- Selalu berusaha untuk mengerti kehendak Allah
Hati yang bijaksana sesungguhnya adalah hati yang mau diajar oleh Roh Kudus. Kita harus memiliki hati seperti anak kecil yang polos dalam menerima Kerajaan Allah, dan hati yang sama juga adalah yang akan bisa diajar oleh Roh Kudus untuk menyiapkan diri bagi kedatangan Tuhan Yesus. Paulus adalah contoh orang yang hatinya mau diajar oleh Roh Kudus, dikoreksi oleh Roh Kudus, dan dibelokkan dari jalannya sendiri oleh Roh Kudus. Ia mengarahkan dirinya menjadi orang yang layak bagi kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Paulus memiliki hikmat yang bukan dari dunia, artinya ia tidak mengandalkan kecerdasan pikiran manusiawi, dari ilmu pengetahuan manusia, melainkan hasil dari bergaul intim dengan Tuhan. Kedalamannya bergaul dengan Tuhan membuat dia menerima pernyataan yang tidak diperoleh dari manusia, melainkan karena Roh Kudus yang membukakannya secara pribadi. Roh Kuduslah yang menjadi sumber hikmat Paulus. Hatinya diajar dan diterangi Roh Kudus. Kalau Paulus mengalami hal sedemikian, kita juga dapat mengalami hal yang sama.
"Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." (I Korintus 2:10)
Kepada hati yang paling sederhana seperti anak kecil, justru Tuhan memberikan hati yang bijaksana seperti yang diminta oleh Musa.
Dengan hati yang sederhana ini kita bertanya pada Tuhan "Apa yang harus kulakukan hari demi hari ya Tuhan supaya aku layak bagi-Mu pada hari kedatangan-Mu?"
Amin.
Kalau yang mau percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru selamat pribadi, dapat berdoa seperti ini:
Tuhan, saya tahu saya orang yang berdosa, ampuni saya Tuhan. Mulai saat ini saya percaya dan mengundang Tuhan sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi saya. Masuklah dalam hati saya Tuhan Yesus dan bertakhtalah dalam hidup saya. Mulai sekarang saya akan melakukan semua kehendak Tuhan. Saya adalah milik Tuhan Yesus.
Terima kasih. dalam Nama Tuhan Yesus, saya berdoa.
Haleluya. Amin
Seperti ada tertulis di Ibrani 4:7 : "Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
Musim yang baru telah datang
Eropa Bersatu (Kebangkitan Romawi) bagian 7
No comments:
Post a Comment